Danau Toba Apa Kabarmu?

Sukses Tiongkok mengelola perspektif lingkungan hidup, sosial, budaya, dan sisi ekonomi menjadi contoh penting dan pendorong menjadikan kawasan Kaldera Toba untuk masuk Global Geopark Network Unesco.


Keinginan kuat menjadikan kawasan Danau Toba untuk masuk Global Geopark Network (GGN) Unesco terus berlanjut. Kamis (25/9) melalui tema “Danau Toba Apa Kabarmu” melakukan Diskusi Terfokus Seri IV di Gedung Serba Guna RRI Jalan Gatot Subroto Medan.

DIULOSI: Pembicara yang juga budayawan asal Gorontolo Yosef Tahir Maruf (tengah) diulosi Pembina RE Foundation RE Nainggolan dan anggota DPD RI Parlindungan Purba, Kamis (25/9).
Pada kesempatan itu, RE Foundation sebagai penggagas wacana tersebut menghadirkan para budayawan antara lain berasal dari Toba, Pakpak, Simalungun, Karo serta pemateri pembanding Budayawan Gorontalo Yosef Tahir Maruf dan Budayawan asal Bali Putu Suasta.


Pembina RE Foundation, Dr RE Nainggolan mengatakan, diskusi berkala ini dalam konteks mendukung pembangunan wisata nasional di kawasan Danau Toba masuk Global Geopark Network Unesco, di mana keberagaman budaya khususnya di kawasan tersebut menjadi salah satu unsur penting. Keberagaman budaya ini diharapkan menjadi salah satu penarik bagi dunia luar.


Dia melanjutkan, geopark ini merupakan menajemen kawasan dengan daya tarik wisata yang mencakup geologi, biologi, sosial, budaya dan pariwisata. Di kawasan danau tersebut akan menjadi destinasi wisata bertaraf internasional.


“Jika kita berbicara keberagamaan budaya, kita memiliki kebudayaan yang luar biasa dengan adat istiadat yang sangat banyak. Konsep keberagaman kebudayaan ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, di mana budaya yang beragam akan menarik wisatawan asing khusunya di wilayah kaldera toba,” ujar mantan Sekdaprovsu ini disela-sela kegiatan kepada wartawan.

Lebih lanjut RE meminta Pemerintah Provinsi Sumatera Utara segera mengusulkan kepada Unesco bahwa wilayah Danau Toba menjadi wilayah Geopark. Apalagi mengingat di daerah tersebut sudah memiliki sejumlah unsur penting menjadi wilayah Geopark.


“Kita menyakini Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan konsen dalam mewujudkan Geopark Kaldera Toba. Baik itu dari segi infrastukturnya, SDM dan lainnya, karena hal tersebut akan memberikan manfaat yang besar untuk Sumut,” tuturnya.


Salah satu negara yang sukses dengan geopark, sebut RE, ialah Tiongkok. Tiongkok merupakan salah satu pemiliki situs GGN terbanyak di dunia, sekaligus yang paling sukses mengelola baik dalam perspektif lingkungan hidup, sosial, budaya, dan terutama sekali sisi ekonomi.


Budayawan Toba, Ir JP Sitanggang mengatakan, kehidupan orang Batak Toba akan tetap mengamalkan ajaran-ajaran adat istiadat Batak walaupun dia memeluk agama Kristen dan agama lainnya. 

Kebatakannya lebih kuat bahkan dalam situasi tertentu bisa lebih kuat dibanding keagamaannya.
“Orang Batak seakan-akan memiliki terowong waktu yang dilalui secara leluasa. Seorang Batak penganut Kristen dan agama lain, ilmuwan, pejabat tinggi, padanya akan sirna jika dia memasuki terowong waktu menuju alam animisme. Di sana sang tokoh tampil sebagai pemeran upacara tradisi leluhur yang sakral walaupun tak sesuai agama yang dianut,” ujarnya.


Budayawan asal Universitas Sumatera Utara, Irwansyah mengungkapkan, kesiapan masyarakat dalam konteks ini juga merupakan hal penting. Sebab berbicara geopark, bukan sekadar produk, melainkan manajemen. “Jadi outputnya itu tidak semata-mata produk dari geopark itu sendiri yang ditonjolkan, melainkan goal-nya adalah bagaimana memanajemen,” ujarnya.


Irwansyah mengatakan bahwa kesiapan itu akan terlihat tatkala kontribusi birokrasi, peningkatan perekonomian sampai kesejahteraan di sekitar wilayah itu dapat terakomodir dengan baik. Di sisi lain, lanjut dia, tentu harus ada sosialisasi berkesinambungan guna membuka pemahaman masyarakat di kawasan tersebut. Sebab salah satu indikator penilaian kelaikan kawasan Danau Toba sebagai GGN adalah dari kesiapan masyarakat setempat.


“Masyarakat harus merasakan dampak dari wacana hebat ini. Kalau menurut saya hal itu belum sepenuhnya mereka pahami, karena kurangnya pendekatan dan pemahaman tentang hal tersebut,” kata Irwansyah yang juga terus memberikan dorongan melalui kajian-kajian yang dilakukan mengenai GGN Danau Toba ini.

Lebih lanjut dikatakannya, pengusulan GGN Danau Toba ke Unesco ini dalam rangka menjaga pertahanan sumber daya alam di sekitar kawasan itu. “Menurut saya ekosistem yang ada di wilayah itu yang jadi goal sebenarnya. Bukan terhadap sumber daya manusianya. Karena dengan tertatarapinya suatu kawasan menjadi Geopark Global Network, seiring itu pula roda perekonomian dan objek pariwisata di daerah tersebut akan tergerak,” jelasnya.


Diskusi terfokus seri keempat mengenai GGN Danau Toba itu turut disiarkan langsung RRI Pro 1 FM, RRI Pro 4 FM, Lite FM dan Kardopa FM. Sebelumnya RE Foundation sudah melakukan pembahasan dengan sejumlah pihak terkait lainnya dalam merumuskan wacana besar tersebut ke Unesco. Di mana diharapkan secepatnya wacana itu dapat terealisasi. (Danau Toba Apa Kabarmu?tom)
 http://sumutpos.co/2014/09/86866/danau-toba-apa-kabarmu

Obyek WIsata Danau Tongging

Mendekati Danau Toba dari Medan wajib mampir di dataran tinggi Tongging, terletak di sisi ujung utara danau terbesar di Sumatra.



Dari Tongging lah bisa dinikmati panorama danau volkanik nan indah dan mempesona. Tak sulit menemukan jalan ke Tongging.
Danau Toba bisa dicapai dari 2 jalan utama, melalui lintas Berastagi dan Kabanjahe atau lintas Pematang Siantar. Dari Tongging, perjalanan bisa menyusuri sisi utara Danau Toba dan mampir di kebun teh Sidamanik, bisa juga menyusuri sisi timur danau dan melintasi Sibaganding, Lantas perjalanan diteruskan untuk menikmati panorama di Tanjung Unta, di sisi timur Danau Toba. Tempat banyak kera hidup bebas di hutan di lereng danau. Hari bisa ditutup dengan menikmati matahari terbenam di kedai-kedai pinggir jalan di tepi danau sebelum masuk Parapat.
Dari Berastagi, kota utama pariwisata di Kabupaten Karo, Tongging berjarak 35 km di selatan, melalui Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo.
Waktu terbaik menyinggahi Tongging adalah pada saat matahari terbit. Pandangan mengarah ke selatan, dan matahari terbit di timur menyiramkan sinarnya dari sisi kiri.



Sudah tersedia gardu pandang di tempat terbaik, permanen dan berpagar. Di areal parkir mobil sudah berjejer kios-kios penjual oleh-oleh dan kedai-kedai kopi. Tongging memang sudah jadi obyek wisata andalan sejak lama.

Mencapai Tongging dari Medan memang relatif jauh, apalagi jika ingin merekam matahari terbit. Berastagi adalah tempat yang cocok untuk bermalam, karena waktu tempuh ke Tongging tak sampai sejam lewat Kabanjahe. Di Tongging memang tak tersedia penginapan yang memadai, sementara di Berastagi tersedia banyak pilihan tempat bermalam, mulai dari kelas melati hingga hotel berbintang.

Udara relatif dingin di pagi hari, sekitar 10-15 derajat Celcius. Dan suhu akan semakin menggigit tatkala angin bertiup kencang.


Dari gardu pandang Tongging ini pula pengunjung bisa menikmati keindahan air terjun Sipiso-piso, yang terkenal itu. Air terjun setinggi sekitar 120 meter ini menjadi salah satu penyuplai air ke Danau Toba. Dari Tongging menatap air terjun dengan pesona keindahan Gunung Sipiso-piso.

Gunung yang jadi langganan kebakaran hutan ini sering pula dijadikan tempat tinggal landas kegiatan paralayang untuk mendarat di tepi Danau Toba.
Tak sulit untuk memotret keindahan Danau Toba dari Tongging. Jika cuaca bersahabat dan langit biru, maka sempurnalah pemandangan yang bisa direkam.

Pemandian Alam Lau Debuk-debuk

Objek wisata Pemandian Alam Lau Debuk-debuk ini merupakan pemandian air panas yang mata airnya bersumber dari perut bumi, mengandung unsur belerang yang dapat mengobati penyakit gatal-gatal.



Dan biasa dibuat sebagai pengganti mandi sauna, kolam air panas alam Lau Debuk-debuk terdapat di Desa Doulu Kecamatan Berastagi. Lokasi ini merupakan salah satu Obyek Wisata yang diminati pengunjung lokal dan mudah dicapai. Terletak tidak jauh dari jalan utama yang menghubungkan Medan – Berastagi tepatnya di KM 55 dan dapat dicapai dengan bus sedang.

Obyek wisata ini memiliki luas 7 ha yang dilengkapi dengan arena parkir, shelter dan kamar mandi. Kolam air panas alam ini memiliki suhu sekitar 40 derajat celcius dan mengandung belerang sekitar 16 persen. Dulunya lokasi ini merupakan kolam yang terbentuk oleh proses alami, namun untuk kenyamanan dan kepuasan pengunjung, saat ini Pemerintah telah membuat kolam dari semen.

Di lokasi ini juga banyak terdapat fasilitas ritual penyembahan menurut kepercayaan perbegu (animisme) karena memang Lau Debuk-debuk dari dahulu digunakan oleh masyarakat sebagai tempat erpangir yaitu salah satu upacara ritual untuk membersihkan diri dari pengaruh roh jahat atau penyakit yang disebabkan kekuatan mistik.



Tidak jauh dari lokasi ini terdapat pemandian air panas alam yang telah dikelola dengan lebih baik oleh masyarakat setempat. Kolam pemandian air panas alam milik masyarakat ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas parkir yang luas, sarana akomodasi, kantin, ruang pertemuan dan juga alat angkutan bus sedang yang dapat disewa oleh tamu.

Pemandian Air Panas Alam Payung

Pemandian Air Panas Alam Payung | SELAMAT DATANG DI PEMANDIAN LAU MELAS PAYUNG SIMALEM | Panas Alam Payung terletak di Desa Payung Kecamatan Payung Kabupaten Karo, jalan menuju Kecamatan Tiganderket dan Kecamatan Kutabuluh Simole.


Air Panas Alam Payung berada di kaki gunung Sinabung yang berjarak 5.5 Km dari Puncaknya. Air panas alami yang kadar belerangnya sangat rendah, dan berbentangkan sawah-sawah yang indah.

Inilah yang menjadi kelebihan air panas gunung Sinabung ini yang sangat berbeda dengan gunung Sibayak yang air panas alamnya sangat berbau belerang. Sejak lama belum ada penduduk desa Payung yang berada di luar desa ini ataupun investor yang mengelola harta karun ini menjadi objek wisata yang dapat meningkatkat ekomoni penduduk setempat.



Walaupun lokasi pemaindian belum termasuk kategori objek wisata namun perlahan lokasi tersebut tetap dibenahi walaupun sering ada isu-isu GUNUNG SINABUNG BERGEJOLAK lagi, memang agak waswas juga apabila terjadi seperti gunung Merapi, karena Lokasi Pemandian ini Berada Di Tepi Sungai Lau Borus yang posisinya di kaki Gunung Sinabung.

Tapi itulah fenomena alam yang harus kita hadapi, kami percaya Sinabung akan baik-baik saja. Dan kami percaya Sinabung tetap diawasi dan tidak akan meletus dengan tiba-tiba. Begitu kata SURONO, pakar gunung api di Indonesia.



Asiknya lagi, Penleiti setiap bulannya memeriksa keadaan sumber mata air panas disekitar Kolam Pemandian karena disitu sumbernya air panas yang paling besar yang ada dikaki gunung Sinabung. Katanya untuk memeriksa kadar gasnya, perubahan suhu panas airnya, dsbnya.

Kelebihan Air Panas ini bersumber dari Gunung Sinabung dan tidak berbau belerang, selesai mandi badan segar tidak lemas, tidak berbau, dan dapat menyembuhkan banyak penyakit, seperti gatal-gatal, asam urat, penyakit gula (apabila air panas tesebut diminum secara rutin), dan sebagainya.
SELAMAT DATANG DI PEMANDIAN LAU MELAS PAYUNG SIMALEM

Air Panas Alam Semangat Gunung


Air Panas Alam Semangat Gunung ini juga bersumber dari perut bumi dan mengandung unsur belerang yang dapat mengobati penyakit gatal–gatal.


Pemandian air panas alam ini telah dikelola secara profesional dalam bentuk kolam–kolam renang yang suhunya berbeda–beda sesuai dengan keinginan para wisatawan.



Jarak dari kota Berastagi ke obyek wisata ini 13 Km Objek wisata ini terletak di desa Semangat gunung, dahulu, hanya beberapa meter dari jalan setapak menuju pintu rimba dan dapat menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.



Disini banyak terdapat tempat pemandian air panas alam dan lokasinya tidak berjauhan, pengunjung tinggal pilih tempatnya. Ada beberapa pemandaian air panas alam yang menyediakan tempat penginapan.

Air Terjun Sikulikap

Air Terjun ini mempunyai ketinggian jatuh + 30 m, tempat ini dikelilingi hutan hujan tropis tempat Gibon bergantungan.



Yang kadangkala berteriak bersahut-sahutan, disekitar lokasi ini terdapat kupu-kupu yang berwarna-warni. Jarak dari Kota Berastagi ke objek wisata ini 11 km dan dapat ditempuh dengan menggunakan bus besar ataupun kecil tujuan Medan-Berastagi.

Bila Anda jenuh, jalan-jalanlah ke Penatapan Berastagi. Di sana banyak yang bisa dinikmati, ada jagung rebus dan bakar yang enak. Kalau mau menikmati pemandangan alam nongkrong saja di warung Penatapan. Anda bisa melepaskan kejenuhan dengan menghirup udara pegunungan yang segar.

Lokasinya tidak jauh dari Pabrik Air Mineral Aqua, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo dan berada diperbatasan Kabupaten Karo dan Deli Serdang. Dari Medan, jaraknya sekitar 54 kilometer.



Bila tertantang menjelajahi alam, pilihlah lokasi strategi dengan pemandangan alamnya yang tak bakal bisa dilupakan, Air Terjun Sikulikap.

Anda mungkin pernah mengunjungi obyek wisata ini, tapi tidak ada salahnya untuk kembali kesana karena pemandangan alamnya sangat menawan.

Setelah menjelajahi hutan sekitar setengah jam, air terjun Sikulikap terlihat. Airnya jernih dan segar. Irama airnya stabil, membawa sekian ribu liter air setiap menitnya. Bahkan saat kemarau pun debit airnya tak berhenti.

Berada di sekitar air terjun memberi sensasi tersendiri. Tiupan angin kerap membawa tempias air terjun menepis wajah. Dibawahnya, bebatuan besar tak jenuh menadah air. Alirannya menjadi anak sungai yang terus menghanyutkan air hingga menjadi sumber air minum yang dikelola perusahaan air minum. Air tejun Sikulikap tingginya sekitar 20 meter lebih.

Sumber air Sikulikap berasal dari Taman Hutan Rakyat (Tahura) Bukit Barisan. Hutannya merupakan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) Taman Nasional Gunung Leuser.

Di sekitar Sikulikap, hanya irama air terjun menjadi musik pengiring. Selebihnya, ketenangan yang ada disana. Ada beberapa tempat duduk, termasuk yang persis di hadapan air terjun. Di sekeliling air terjun adalah hutan tropis lebat, dengan tonjolan dinding-dinding cadas pada beberapa tempat. Dan disekitarnya terlihat tebing batu yang tegak lurus. Sejumlah pemanjat tebing sering memanfaatkan batu cadas di samping air terjun. Sejumlah pasak-pasak besi pengait terlihat di tanam di permukaan tebing. Selain tingginya cukup lumayan, sekitar 30 meter, jalurnya cukup menantang.

Add caption

Menikmati pemandangan alam dan keindahan Sampuran Sikulikap, demikian tetua Karo memberi nama, dengan membelah hutan belantara pernah kami lakukan sekitar dua tahun lalu.

Air terjun Sikulikap merupakan salah satu air terjun di Taneh Karo yang berlokasi dibawah tempat peristirahatan Penatapen atau perbatasan antara Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang yang berjarak sekitar 50 km dari arah Medan. Untuk mencapai lokasi tersebut dapat dicapai dengan menuruni anak tangga persis di perbatasan antara kedua Kabupaten tersebut di atas. Disamping itu di lokasi tersebut dapat dilakukan olah raga panjat tebing.

Karena keindahan alamnya yang mempesona maka objek wisata ini sangat strategis untuk dikunjungi. Bila Anda stress ini adalah solusi untuk menghilangkannya. Selamat mencoba.

Air Terjun Sipiso-piso

Air Terjun Sipiso-piso merupakan sebuah kawasan wisata alam yang terletak tidak jauh dari permukiman masyarakat Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra Utara.



Dapat dibilang, mengunjungi desa ini tidak berbeda dengan berwisata ke Air Terjun Sipiso-piso. Secara geografis, Desa Tongging berada di dataran lebih rendah, sementara Air Terjun Sipiso-piso terletak di perbukitan yang lebih tinggi dari Desa Tongging. Air terjun ini berada di ketinggian lebih kurang 800 meter dari permukaan laut (dpl) dan dikelilingi oleh bukit yang hijau karena ditumbuhi hutan pinus.

Nama air terjun yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karo ini memiliki makna yang khas. Sebagaimana disebut dalam berita harian Suara Indonesia Baru, bahwa Sipiso-piso berasal dari piso yang artinya pisau. Derasnya air-air yang berjatuhan dari bukit berketinggian di atas seratus meter ini diperumpamakan layaknya berbilah-bilah pisau yang tajam. Selain itu, jurang yang curam jika dilihat dari puncak bukit membuat orang setempat menyebutnya piso dari Tanah Karo.

Sebagai kabupaten yang berkembang, sektor pariwisata di Tanah Karo menjadi salah satu potensi unggulan yang diharapkan mampu mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD), di samping sektor pertanian dan industri tentunya.

Di sektor ini, Kabupaten Karo memiliki objek wisata yang menarik, misalnya gunung berapi, sumber air panas, kawasan pegunungan, danau, air terjun, rumah tradisional, kebudayaan masyarakat lokal, dan lain sebagainya.

Dalam perkembangannya, objek-objek wisata di Tanah Karo mulai dikembangkan dan dipromosikan ke luar daerah, termasuk Air terjun Sipiso-piso sendiri. Meskipun seolah terjadi persaingan di antara objek-objek wisata itu, hal ini tetap menjadi nilai positif karena masing-masing objek menjadi terpacu untuk berkembang dan mampu menarik wisatawan sebanyak mungkin.

Sebagai contoh, di Desa Tongging belum lama ini telah didirikan Taman Wisata Iman (TWI). Meskipun demikian, TWI yang konon lebih banyak menyerap perhatian wisatawan untuk datang, pesona Sipiso-piso tetap saja tidak akan tergantikan. Bagaimana tidak, air terjun ini tidak lain merupakan salah satu air terjun tertinggi di antara banyak air terjun di Indonesia, seperti Air Terjun Tinoor di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara atau Grojogan Sewu, di Provinsi Jawa Tengah.

Dari kesemuanya itu, Sipiso-piso tetap istimewa. Hanya terpisah jarak sejauh 35 km dari kota wisata terkenal di Indonesia, Kota Berastagi, Kabupaten Karo, dan hanya memerlukan sekitar 45 menit dari Kota Medan, Ibukota Provinsi Sumatra Utara, Air Terjun Sipiso-piso terbukti mampu mengangkat reputasi Kabupaten Karo sebagai salah satu daerah tujuan pelancong domestik maupun mancanegara. Bagi wisatawan lokal, panorama di Tongging ini sudah sangat dikenal, malahan ada yang mengatakan kabar ini telah sampai ke santero dunia karena keindahan alamnya yang menakjubkan.

Dahsyat!!! Begitulah perasaan Anda ketika pertama kali menginjakkan kaki di Desa Tongging, desa di mana Air Terjun Sipiso-piso berada. Dengan mengunjungi Desa Tongging, Anda akan menikmati pemandangan yang indah seperti kawasan wisata di Desa Tao Silalahi yang berada di dekatnya. Sebelum menikmati air terjun dari dekat, Anda akan disuguhi pemandangan indah Tanah Karo dari gardu pandang yang ada di puncak bukit, titik pangkal aliran air terjun Sipiso-piso. Dari puncak bukit yang mengitari Air Terjun Sipiso-piso ini pula Anda dapat menyaksikan keindahan lansekap Danau Toba, sebuah danau vulkanik terbesar di dunia.

Setelah itu, untuk menjelajahi keelokan alam Sipiso-piso dari dekat, Anda harus menyusuri punggung bukit melalui ratusan anak tangga kecil yang telah disediakan untuk turun dan mendekati air terjun tersebut. Jajaran anak tangga yang telah dipersiapkan itu merupakan jalan utama yang aman.



Air terjun Sipiso-piso terletak di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Indonesia. Kecamatan ini berada sekitar 24 km dari Kota Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo.

Bila Anda berada di Kota Medan, ibukota Provinsi Sumatra Utara, maka Anda harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam dengan bus atau mobil menuju Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo. Kabanjahe terletak di selatan kawasan wisata dataran tinggi yang terkenal, yakni Berastagi. Setiap 45 menit bus trayek Kabanjahe diberangkatkan dari terminal pusat kota Medan.

Tarif bus sangat tergantung dengan jenis bus yang Anda pilih, tentu bus ekonomi yang paling murah. Sesampainya di Kabanjahe, Anda masih harus menempuh jarak 24 km ke arah Utara, jalur menuju Danau Toba. Dengan kualitas jalan beraspal, Anda dapat sampai di Desa Tongging untuk berwisata di Air Terjun Sipiso-piso dalam 30 menit menggunakan mobil atau bus.

Penginapan tentu menjadi hal yang penting bagi wisatawan. Ketika berwisata di Air Terjun Sipiso-piso dan berkeinginan untuk bermalam, maka Anda dapat menemukan penginapan di Desa Tongging atau di Kota Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo. Selain itu, bila Anda ingin mencari kenang-kenangan atau souvenir untuk keluarga di rumah, maka datangi saja berbagai penjaja souvenir khas Tanah Karo di kawasan wisata ini.

Gua Liang Ndahar


Gua Liang Ndahar




 

Gua Liang Ndahar mempunyai 3 (tiga) ruang besar dengan ukuran masing - masing 500m2, 400m2 dan 300m, serta ruangan ukuran kecil lainnya.


Didalam gua terdapat mata air yang mengalir melalui terowongan kecil ke Desa Bekerah. Jarak dari kota Berastagi ke obyek wisata ini 40 km, sampai ke Desa Lau Buluh dapat menggunakan kenderaan roda 4 (empat) dan selanjutnya berjalan kaki 30 menit
Back to top